Budidaya Sapi Perah Secara Intensif NASA OKI - 0812.7846.9811

Susu sapi perah sudah dikenal oleh banyak masyarakat Indonesia khususnya, yang merupakan sumber pangan sempurna dan tinggi kandungan gizinya sebagai sumber energi, protein, lemak vitamin dan mineral. Sehingga bagi masyarakat yang memperhatikan kesehatan tubuh menjadikan susu sebagai menu harian yang harus dikonsumsi. Melihat Jumlah penduduk yang mencapai di atas 220 juta jiwa. Hal ini menyebabkan peternakan sapi perah mulai diminati masyarakat, oleh karena itu perlu dilakukan budidaya sapi perah secara intensif agar dapat memproduksi susu dengan maximal sesuai potensinya.

cara-budidaya-sapi-perah-intensi-dengan-produk-nasa-viterna-plus
 
Faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi adalah: 
  • Bibit sapi perah yang berkualitas 
  • Pakan yang lengkap nutrisi dan jumlahnya 
  • Model perkandangan yang sesuai 
  • Kebersihan sapi dan kandang yang terjaga tiap hari 
  • Kondisi lingkungan yang sesuai dengan sapi serta upaya pencegahan dan pengendalian penyakit yang teratur dan kontinyu.
Pemilihan bibit sapi perah sangat menentukan jumlah produksi susu.Produksi susu sapi di Indonesia rata-rata masih kurang dari 10 liter/hari jauh dari standar normal 12 liter/hari (rata-ratanya hanya 5-8 liter/hari).

Lokasi ideal untuk membangun kandang adalah daerah yang letaknya cukup jauh dari pemukiman penduduk tetapi mudah dicapai kendaraan. Kandang harus terpisah dengan rumah tinggal minimal 10 meter dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang serta dekat dengan lahan pertanian. Pembuatannya bisa dilakukan secara berkelompok ditengah sawah atau ladang.

Kandang dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang tipe tunggal penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau jajar. Sementara pada kandang tipe ganda penempatannyadilakukan pada dua jajar yang saling berhadapan atau bertolak belakang. Dantara jajaran tersebut dibuat jalur untuk jalan. lantai kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai macam penyakit. Lantai bisa terbuat dari tanah padat atau semen daan mudah dibersihkan dari kotoran sapi. Lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai alas kandang yang hangat. Seluruh bagian kandang dan peralatan yang pernah dipakai harus disuci hamakan dahulu dengan desinfektan seperti creolin, lysol dan bahan-bahan lainnya. Ukuran kandang yang dibuat untuk seekor sapi jantan dewasa 1,5 X 2m atau 2,5 X 2m sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2m dan untuk anak sapi cukup 1,5 X 1m per ekor dengan tinggi atas +2-2,5m dari tanah. Temperatur di sekitar kandang 25-40 derajat celcius (rata-rata 33 derajat cekcius) dan kelembaban 75%. Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran rendah (100-500m) hingga dataran linggi (>500m)

Syarat yang harus dimiliki oleh sapi perah dewasa betina adalah:
  1. Produksi susu tinggi.
  2. Umur 3,5-4,5 tahun dan sudah pernah beranak.
  3. Berasal dari induk dan pejantan yang mempunyai eturunan produksi susu tinggi.
  4. Bentuk tubuhnya seperti baji.
  5. Matanya bercahaya, bentuk punggung lurus, bentuk kepala baik, jarak kaki depan atau kaki belakan cukup lebar dan kuat.
  6. Ambing cukup besar, pertautan pada tubuh cukup baik, pabila diraba lunak, kulit halus, vena susu banyak, panjang dan berkelok-kelok, puting susu tidak lebih dari empat, terletak pada segi empat yang simetris dan tidak terlalu pendek.
  7. Tubuh sehat dan tidak sebagai pembawa penyakit yang menular.
  8. Tiap tahun beranak.
Untuk mengejar produktifitas ternak yang tinggi perlu dilakukan perbaikan lingkungan hidup dan perbaikan mutu genetik ternak yang bersangkutan. Bibit yang baru datang harus dikarantina  untuk penularan penyakit. Kemudian bibit diberi mium yang dicampur garam dapur, ditempatkan dalam kandang yang bersih dan dicatat penampilanya. Seluruh sapi perah daya yang belum menunjukan tanda-tanda birahi atau belum bunting setelah satu periode tertentu harus disisihkan. Jika sapi yang disisihkan tersebut telah menghasilkan susu, sapi diseleksi kembali berdasarkan produksi susunya, kecenderungan terkena radang ambing dan temperamennya.

Pakan yang diberikan beerupa hijauan dan konsentrat. Hijauan yang berupa jerami padi, pucuk daun tebu, lamtoro, alfafa, rumput gajah, rumput benggala atau rumput raja. Hijauan diberikan siang hari setelah pemerahan, sebanyak 30-50 kg/ekor/hari. Pakan berupa rumput bagi sapi dewasa umumnya diberikan sebanyak  10% dari bobot badan dan pakan tambahan sebanyak 1-2% dari berat badan sapi. Sapi yang sedang menyusui (laktasi) memerlukan makanan tambahan sebesar 25% hijauan dan konsetrat dalam ransumnya. Hijauan yang berupa rumput segar sebaiknya ditambah 25% hijauan dan konsentrat dalam ransumnya. Hijauan yang berupa rumput segar sebaiknya ditambah dengan kacang-kacangan (legum). Sumber karbohidrat berupa dedak halus atau bekatul, ampas tahu, gaplek dan bungkil kelapa serta mineral (sebagai penguat) yang berupa garam dapur, kapur dan lain-lain. Pemberian pakan konsentrat sebaiknya diberikan pada pagi dan sore hari sebelum sapi diperah sebanyak.1-2kg/ekor/hari.

Demikian uraian Budidaya Sapi Perah Secara Intensi, untuk buidaya sapi perah ini Produk Nasa Viterna Plus sangat dianjurkan



Komentar